Ada saatnya aku pun teringat hari2 itu, hari dimana rasa sakit (lahirku dan batinku) terasa lagi.
Calon bayi itu telah pergi, bahkan sebelum dia sempat tau akan kejamnya dunia.. termasuk tentang kejamnya ayahnya.
Aku pun tak tau, kapan hari pertama dia hadir dan mengisi rongga perutku.
Tiba2 aku tersadarkan, bahwa dia memang ada. Disaat aku benar2 sendirian.
Dan kemudian aku bertanya, "harus ku apakan bayi ini? dan apa kata dunia?"
sesaat pikiranku terbang ke kota kelahiranku, dimana disana ada Orangtua dan keluarga.
Apa yg akan mereka pikirkan disaat tau tentang ini?
Aku putus asa. Seharusnya aku bahagia atas ini. Tapi tidak..
Aku benci ayah dari anak ini. Dan kenapa akhirnya aku bersyukur, karna anak itu telah pergi skarang..
Kamu ga tau apa2 tentang rasa sakit. Apalagi tentang cinta dan kesetiaan...
Dan kamu akan selamanya tidak mengenal anak pertama kamu. Tidak juga denganku.
Calon bayi itu telah pergi, bahkan sebelum dia sempat tau akan kejamnya dunia.. termasuk tentang kejamnya ayahnya.
Aku pun tak tau, kapan hari pertama dia hadir dan mengisi rongga perutku.
Tiba2 aku tersadarkan, bahwa dia memang ada. Disaat aku benar2 sendirian.
Dan kemudian aku bertanya, "harus ku apakan bayi ini? dan apa kata dunia?"
sesaat pikiranku terbang ke kota kelahiranku, dimana disana ada Orangtua dan keluarga.
Apa yg akan mereka pikirkan disaat tau tentang ini?
Aku putus asa. Seharusnya aku bahagia atas ini. Tapi tidak..
Aku benci ayah dari anak ini. Dan kenapa akhirnya aku bersyukur, karna anak itu telah pergi skarang..
Kamu ga tau apa2 tentang rasa sakit. Apalagi tentang cinta dan kesetiaan...
Dan kamu akan selamanya tidak mengenal anak pertama kamu. Tidak juga denganku.