Dear Husband, Thank You
Monday, October 20, 2014
Dear.. Husband of mine.. suamiakuu.. mercusuarakuu
Aku tidak ingat tepatnya kapan aku mulai memanggilmu “Mercusuar”, yang aku ingat adalah alasan mengapa aku memanggilmu seperti itu. Dari "kaca mataku", kamu seperti halnya bangunan menara yang memberiku sinar sebagai "navigator" hidup, penerang jalan yang meluruskan tujuan hidup yang akan ku tempuh.
Layaknya ungkapan dalam sebuah film, “bersamamu, semuanya terasa benar”. Uhuks..
Dulu teman kerja, sekarang teman hidup :D |
Dear Suamiku.. Kamulah Imam yang dikirimkan Tuhan untukku, ma’afkan aku istrimu yang masih banyak kurang dan lemahnya, masih memintamu untuk menambah stok sabar yang sepertinya tidak pernah habis untuk menghadapiku, istri yang belum bisa mengabdi dengan baik selama kurang lebih 1,5 tahun pernikahan kita.
Doc. Prewed |
Aku masih ingat pertama kali aku melihat sosok laki-laki yang pada saat itu tengah sibuk disebuah kantor sementara aku masih tahap interview untuk menjadi karyawan disana, sosok yang penuh senyum (yang sebelumnya aku kira hanya untuk memenuhi tuntutan SOP kerja semata namun ternyata bukan) yang terlihat penuh dengan kesederhanaan, laki-laki itu adalah kamu, suamiku.
Aku masih ingat pertama kali menerima salam dari seorang laki-laki disaat aku tengah merasakan “patah hati” dan mulai merasa tidak yakin akan keberadaan cinta tulus nan suci, salam yang awalnya ditolak mentah-mentah namun ternyata itu adalah salah satu kebodohanku saat itu yang susah “move on”, salam itu berasal dari kamu, suamiku.
Aku pun masih ingat saat pertama kali diajak seorang laki-laki untuk menemui keluarganya, dan aku tiba-tiba bersedia padahal sebelumnya aku selalu “pantang” untuk bertamu kerumah teman dekat (laki-laki)ku. Dan lebih lucunya lagi, ternyata aku adalah perempuan pertama yang diajak olehnya untuk bertemu keluarga besarnya. Orang yang mengajakku pada saat itu adalah kamu.
Tuhan meyakinkanku setelah istikharah kulakukan dan nadzar ku ucapkan, hatiku mantap memilihmu untuk menjadi suamiku.
Masa-masa yang tidak akan ku sesali |
Satu setengah tahun kita bersama sebagai suami istri, putra pertama kita (Alfath Raiha Fastabiq Khair) pun genap berusia delapan bulan saat ini, tidak ada keraguan apalagi penyesalan atas keputusanku saat itu karena telah menerimamu menjadi suamiku. Kebahagian demi kebahagiaan kita rasakan dalam kesederhanaan hidup dan impian-impian besar yang kita ingin capai bersama. Semua kerikil dalam perjalanan kita selama ini, terasa lebih ringan disaat kita hadapi dengan tetap bergandengan tangan. Semoga tidak ada penyesalan dihati kamu karena memilihku.
Saat mengetahui kami akan memiliki anak pertama (USG Pertama) |
Kondisi kesehatanku tidak mengurungkan niatmu menikahiku, sampai saat ini kamulah “dokter” pribadi yang siaga setiap saat, merawat, menunggu, menyemangati, mengantar dari satu dokter ke dokter lainnya dan banyak hal lain yang semakin membuatku ingin sembuh. Terimakasih untuk selalu bersedia bangun dari lelap tidurmu di tengah malam disaat kamu (pasti) merasakan lelah. Terimakasih untuk selalu berkata “kamu baik-baik saja, ada aku disini” disaat aku merasa lemah dan merasa "hidupku tidak akan lama lagi". Terimakasih karena membantuku mewujudkan niatku memberikan putra kita ASI Eksklusif walaupun harus tertatih-tatih dan aku hampir menyerah disaat lemah kondisiku. Terimakasih karena tetap memanggilku “cantik” disaat badan dan wajahku bengkak karena pengaruh obat dan bahkan aku takut melihat rupaku sendiri di cermin. Terimakasih..terimakasih untuk banyak hal yang tidak bisa aku tulis semua disini. Untuk hal-hal sederhana yang istimewa.
Terimakasih karena selalu ada dalam sehat & sakitku |
Dalam kesal dan marahku, kamu membalasnya dengan diam dan pelukan erat. Bahkan ketika aku memintamu menjauh, kamu justru semakin mendekat dan meyakinkanku bahwa kamu tidak akan membiarkanku sendiri dalam kondisi apapun. Dalam kesal dan marahku, kamu menenangkan dan menyenangkanku, walau aku diam tidak mengakui semuanya karena ego dan gengsiku.
Kamu adalah orang yang ketika aku meminta satu, kamu memberiku dua. Kamu adalah orang yang ketika dunia meninggalkanku, kamu ada disebelahku meraihku dalam peluk dan kehangatan kasih. Kamu adalah orang yang ketika aku tidak ingin apa-apa, aku tetap ingin kamu ada. Kamu adalah orang yang (mungkin) bagi orang lain biasa saja, tapi anugerah luar biasa bagiku. Kamu adalah orang itu.. yang melengkapiku dalam setiap kurangku. Walau selamanya aku tidak akan sempurna, namun bersamamu aku merasakan kesempurnaan itu. Tidak ada lagi yang mampu mem”persona non grata”kan aku semenjak aku memilikimu sebagai suamiku.
Terimakasih karena menghujaniku dan putra kita (Kakak Alfath) dengan cinta. Terimakasih karena telah menjadi suami dan Papa terbaik. Terimakasih untuk kesabaran yang (Semoga) tak pernah habis.
Kamu.. Aku.. Dan Putra kita "Kakak" Alfath |
(Kakak) Alfath dan Pappa, Mercusuars |
Dear suamiakuu.. terimakasih.. terimakasih.. terimakasih..
Mungkin semua yang aku tulis disini adalah hal yang sudah sering kamu dengar, semoga kamu tidak bosan karena akan semakin banyak yang kamu dengar dan baca nantinya, semua tentang rasa syukurku memilikimu sebagai Imamku :D
15 komentar
so sweet maak,, semoga langgeng selalu yaa, aamiin
ReplyDeleteromantisnyaaaaaaaaaaaaaaa........ semoga awet sampai akhir hayat
ReplyDeletewah anaknya lucu mak... duh jadi pengen pny suami juga hihi salam kenal
ReplyDeleteWhat a romantic letter! Untaian penuh rasa kasih dan syukur atas 'mercusuar' yang dihadirkan Allah untuk seorang wanita bernama Hani S. Semoga Allah SWT mengabadikan keindahan, kebahagiaan dan kedamaian ini sepanjang masa ya, Mak. Langgeng hingga anak cucu. Aamiin. :)
ReplyDeleteihiiiyyy cooo cweeetttttt, langgengg yaa makkk ^^
ReplyDeleteFotonya menceritakan sejarah kalian berdua eh bertiga :) langgeng, tetap romantis, tetap saling cinta. Tsaaahhh :D
ReplyDeleteMoga selalu SAMARA yah Maaak :)
ReplyDeletesemoga langgeng ya maak... sweet banget deeh :)
ReplyDeleteSemoga selalu mesra, bahagia, samara selamanya :)
ReplyDeleteDuh, kalau aku susah banget nulis kayak gini :D
how romantic... hebatnya mak satu ini gara-gara terinspirasi suami bisa muncul buku antologi, nih! Btw, emangnya mak sakit apa?
ReplyDeleteuhuk..uhuk, so sweet dewh
ReplyDeletesemoga SAMARA selamanya
salam kenal
haduh mak, meleleh bacanya, romantis bingits deh. semoga bahagia selalu ya mak
ReplyDeleteRomantis
ReplyDeleteSemoga selalu mendapat barokah dari Allah Swt. Amin
Salam hangat dari Surabaya
Wooo...so sweet. Semoga bahagia selalu ya..
ReplyDeleteBtw, suka liat foto-fotonya :)
auuuuuuuuuuuuuuuuuuuuu
ReplyDeletesweet :")
happily ever after yaaaa
Terima kasih telah berkunjung dan berkomentar dengan baik TANPA link hidup di kolom komentar. Dan cukup pakai Url blog saja ya teman-teman di ID namanya.