Pages

Friday, January 30, 2015

Bismillah.. Aku bahagia

Aku yakin, tidak ada satupun yang ingin kehidupannya “diganggu” penyakit apapun, semua orang pasti berharap terlahir sehat dan tidak kekurangan suatu apapun, begitupun denganku yang lahir dalam keadaan sehat dan sempurna, tapi kemudian waktu yang terus berjalan memberiku kesempatan untuk “bersahabat” dengan berbagai rasa sakit. 
Dua laki-laki ini alasanku untuk terus berjuang
 Di keluarga, aku memang dikenal sebagai anak yang “ririwit” atau sakit-sakitan, sepertinya imunku minim banget, sampai pernah jalan-jalan keluar rumah tanpa jaket sekali aja pun bisa bikin bersin-bersin dan kemudian flu. Duluuu banget sempet nyalahin Mama karena ngga bawa anak perempuannya ini buat di Imunisasi lengkap, katanya sih aku cuma sempet imunisasi dua kali, selebihnya ngga pernah karena kasian setiap abis imunisasi nangis terus pake demam. Tapi toh bukan itu kok alasan kenapa aku sakit-sakitan. Jadi bukan salah Mama.. *Love you, Mom

Kondisiku memang berbeda diantara teman-teman yang lain, mereka jauh lebih kuat, lebih tangguh, lebih siap menghadapi masa depan yang cerah sesuai impian mereka. Tapi walaupun aku rentan dan ringkih, bukan berarti aku ngga punya mimpiku sendiri, aku pun membangun banyak mimpi dan ku peluk dengan tekad bisa ku wujudkan.

Pernah bikin puisi dengan tema “persona non grata”, isinya ngga jauh dari kondisi dimana aku ngerasa ngga dianggap oleh orang-orang, badanku memang kecil, tapi bukankah aku punya hak untuk tidak dikecilkan?

Dulu sering nangis sendirian dikamar, cuma buat nanya ke Tuhan, “kenapa aku sakit-sakitan? Kenapa aku ngga sesehat orang lain?”, dan pertanyaan (yang terkesan) lebay lainnya. Sering nulis di diary tentang semua rasa gundah, gelisah, dan baru nyadar kalau semua diary itu jadi bacaan wajib Mama saat ini. Padahal dulu nulis disana karena ngga mau cerita ke Mama, ngga mau Mama khawatir tentang apa yang dirasakan Putri satu-satunya ini.
Tapi dalam kondisi hopeless sekalipun, semangat itu ternyata tidak pernah mati, selalu ada titik dimana aku ngerasa tidak selemah seperti yang kubayangkan, ada “malaikat” dalam diri yang bisa mengalahkan “iblis jahat” yang seneng banget ngajak adu argument dan ujung-ujungnya perang bathin.  Tapi Malaikat selalu menang, harus menang dong..!! *optimis

Aku bertekad hijrah ke Ibukota untuk cari jawaban selama ini, sebenernya aku sakit apa? Dan apa obatnya?. Aku pasti bisa “taklukan” Ibukota dengan kemampuan sendiri dan menghasilkan sesuatu yang bisa bantu aku nemuin jawaban itu. Alhamdulillah, semua tercapai.

Aku sehat sekarang? Fisicly, not yet. Tetapi secara mental, aku merasa lebih siap untuk hadapi apapun yang ada di depan, siap berjuang walau harus tertatih, karena sekarang aku punya alasan untuk itu, alasan untuk menjadi kuat, dan alasan itu adalah suami dan putraku. Iya, aku harus mampu berdamai dengan situasi dan kondisi apapun, harus mampu berdamai dengan apa yang selama ini berkecamuk di dalam diri, harus mampu menjadi hebat untuk bisa menghebatkan dua lelaki terbaikku.

Merupakan bagian indah ketika Tuhan memberikanku suami yang mempunyai sifat kebalikan dari sifatku, yang punya kesabaran melebihi batas kesabaran manusia yang aku tahu sebelumnya, walaupun dia memang tidak sempurna, tapi jauh lebih dari cukup untukku ketika dia bisa menuntunku untuk mengembalikan semua ujian dan rasa sakit kepada yang menciptakannya, kepadaNya. Nrimo, Ikhlas, sambil terus Ikhtiar.

Lega rasanya mempunyai partner berbagi yang selalu "menggandeng tangan" disaat susah, semua hal berat terasa lebih mudah untuk dilewati.  Bersamanya, aku merasa sangat dicintai. Dan itu semua karena cinta dari Sang Khalik untukku yang teramat besar, karena itu pula lah aku harus mencintai diri sendiri dan meyakini bahwa setiap orang adalah spesial, terlepas dari kelemahan dan kekurangan yang dimiliki.

Aku yakin, Tuhan mempunyai alasan indah disaat semua sakit itu dititipkan kepadaku, Tuhan punya rencana terbaik memberiku rezeki sakit ini, seperti do’aku dalam setiap sujudku selama ini, semoga setiap sakit menjadi peluruh semua dosa-dosaku. Amin.
Dalam situasi apapun, dalam kondisi bagaimanapun, tidak ada alasan untuk menyerah. Terima, dan syukuri. No matter what, no matter how, the show must go on. 

Bismillah, aku ikhlas.. aku bahagia.

Postingan ini untuk mengikuti giveaway echaimutenan

7 comments:

  1. Allah Maha Adil mbak, memberikan hamba-Nya jodoh yang terbaik. Insya Allah, Allah sayang sama mbak dengan memberikan sakit sebagai pelebur dosa. Sugesti sehat terkadang secara tidak langsung bisa menjadikan fisik lebih kuat. Sukses GA-nya ya mbak...

    ReplyDelete
  2. Sabar, kereeen
    jeep semangaaat
    so inspiring
    dari @guru5seni8
    http://hatidanpikiranjernih.blogspot.com

    ReplyDelete
  3. Bismillah ya mak...happiness is made it is not given

    ReplyDelete
  4. pasti ada hikmahnya ya mbak. di antaranya adalah belajar sabar.

    ReplyDelete
  5. aku merantau juga Mak,
    ada dua jagoan yang mendampingimu

    ReplyDelete
  6. Sejatinya setiap kita diuji kesabaran, dan sakit adalah salah satunya. Bahagia akan terasa jika ikhlas menjalani ya mbak.
    Semoga lebih sehat dengan ikhtiarnya mbak.

    ReplyDelete
  7. semangattt mb hani...berbahagialah ada 2 jagoan yang senantiasa menjaga dan menyayangimu ;)

    ReplyDelete

Terima kasih telah berkunjung dan berkomentar dengan baik TANPA link hidup di kolom komentar. Dan cukup pakai Url blog saja ya teman-teman di ID namanya.