#CurhatanRasa Koepoe-Koepoe : Menjadi Malaikat tanpa sayap di dapur masing-masing yuuk.
Friday, May 15, 2015
Oke!! Okeee!! Akhirnya
ikutan juga nih nulis soal Kupu-Kupu ajaib ini. Sempet mengurungkan niat buat
nulis karena akhir-akhir ini makin susah aja buat posting di Blog, huahaha.
Ma’appp curcol di awal tulisan. Boleh di abaikan, haha
Ketahuan deh rahasia dagangan saya jadi laku :D |
Jadi, nulis ini seriusan
gak mikirin menang atau nggak nya, kalaupun gak ada lombanya bakal tetep curhat
walau entah kapan tentang kehebatan salah satu produk Koepoe-Koepoe terutama
dalam pembuatan Keripik yang sekarang jadi dagangan andalan saya dan suami.
Iya, kami saat ini sedang
merintis usaha baru di bidang cemilan aneka rasa terutama rasa Kopi. Berawal
dari kebiasaan kami “menggondol” berbagai cemilan di kampung halaman saya
ketika kami mudik, akhirnya terbersit pikiran “kenapa nggak jualan aja?”. Bukan
hanya taraf hidup kami yang ingin kami perbaiki, namun ada misi utama di balik
ide di atas. Kami ingin juga membantu kondisi perekonomian warga kampung
halaman Mama saya yang sebagian sangat minim, padahal mereka harus menghidupi
anak-anak yang sebegitu banyaknya, sedangkan kehidupan mereka tergantung
dari pendapatan mereka hasil dari mengolah kebon. Itu PUN bukan kebon mereka
sendiri, melainkan kebon orang yang mereka kelola. Kebayang kan berapa rupiah
yang mereka dapatkan? Saya tahu banget karena sering denger kisah-kisah
mengharukan yang bikin saya tergerak hatinya pengen nolong.
Pleeease jangan mikir
dulu kalau saya “Sok suci” atau “sok kaya”, itu dua hal yang sangat saya dan
suami hindari. Kami sadar diri kalau diri kami rentan dosa dan tidaklah banyak
uang. Karena itu pula lah kami bikin usaha ini, untuk nambah penghasilan. Tapi
kami berharap tidak hanya kami yang membaik perekonomiannya melainkan
orang-orang disekitar kami. Memang, belum banyak yang dapat kami lakukan, tapi
daripada semua hanya wacana, daripada hanya ide yang gak jadi-jadi dan hanya di
simpen di kepala, kami memutuskan untuk merealisasikan secara perlahan dengan
cara yang sederhana yang kami mampu saat ini. *ini kenapa jadi kemana-mana ya
curhatnya? Masalah dosa lah dibawa-bawa, ck ck ck* #LOL
Kembali ke Dagangan, eh
ke Keripik.
Saya langsung cari-cari resep terbaik untuk
keripik yang akan saya buat. Dari kesemua resep yang saya temukan, sebenarnya
hampir sama, yang berbeda hanya takarannya. Tapi sepertinya ada
yang kurang, "kok tidak ada baking powder ya di resep itu, atau kebetulan aja saya nemunya resep yang non baking powder?".
Bumbu masak, bahan kue, pewarna makanan untuk mainan anak, KOEPOE-KOEPOE semua. |
Kemampuan
saya di bidang memasak sangatlah minim, sampai saat ini saya baru mencoba masak beberapa menu yang jadi andalan di rumah. Saya belajar masak setelah nikah, dulu bahkan sempet masak karena terpaksa, tapi eh kok seru juga ya. Walau akhirnya jadi
trial and error karena semua bumbu-bumbu itu masih asing buat saya. Tapi
percayalah, saya bersedia mengerahkan seumur hidup saya untuk dapat lebih
mengenal mereka, haha. Yess, I do!! "Bumbu-bumbu dapur, kenalah yuuuk".
Pertama bikin kue pun setelah saya hamil, sepertinya pengaruh hormon tiba-tiba saya pengen makan kue yang saya bikin sendiri. Tidak mau repot banget, saya pun beli yang instan-instan aja, tinggal masukan ke Mixer tanpa perlu lagi berjibaku dengan takaran dari bahan-bahannya. But at least, dari sanalah saya berkenalan dengan baking powder. Walau jarang bikin kue sendiri, tapi saya jadi tau bahwa fungsi dari Baking Powder ini sangatlah penting. Fungsinya apa, dan kenapa saya memilih menggunakan baking powder ketimbang soda kue? Nanti saya jelaskan di akhir, tolong di ingatkan ya Buibuuuuuu..!!
Pertama bikin kue pun setelah saya hamil, sepertinya pengaruh hormon tiba-tiba saya pengen makan kue yang saya bikin sendiri. Tidak mau repot banget, saya pun beli yang instan-instan aja, tinggal masukan ke Mixer tanpa perlu lagi berjibaku dengan takaran dari bahan-bahannya. But at least, dari sanalah saya berkenalan dengan baking powder. Walau jarang bikin kue sendiri, tapi saya jadi tau bahwa fungsi dari Baking Powder ini sangatlah penting. Fungsinya apa, dan kenapa saya memilih menggunakan baking powder ketimbang soda kue? Nanti saya jelaskan di akhir, tolong di ingatkan ya Buibuuuuuu..!!
Ketika pertama kali saya membuat keripik yang nama brand
nya terinspirasi dari nama Alm.Kakek saya, gak lupa baca do’a dulu supaya
dilancarin. Berdo’a kenceng-kenceng berharap ini akan menjadi usaha pembuka
jalan rezeki bagi keluarga saya dan banyak orang. Saya ingat waktu itu berdua
saja dengan saudara saya yang saya percayakan untuk membuat adonannya tapi
sesuai instruksi dari saya (takaran bahan-bahannya). Kami membuat keripik tiga
rasa, yang dua asin tapi satu lagi manis (keripik kopi). Tiba-tiba saudara saya
bilang, “ragu-ragu nih ngadon yang buat keripik kopi, soalnya terakhir bikin
keripik manis gagal, bantet dan gak ngembang di penggorengan”. Waduh,
saya pun ikutan ragu, tapi sisa optimis di dada masih ngasih keyakinan kalau di
adonan yang pertama akan langsung berhasil (tanpa gagal), walaupuuun itu masih dalam
rangka trial and error ya sodara-sodaraaa. Tidak lupa minta restu suami dulu
sebelum mulai, sungkem kalau perlu. Itu PENTING.
Di tengah-tengah pengadonan, kami (Saya dan saudara
sepupu) ngobrol tentang komposisi bahan-bahan, saya nanya kira-kira apa yang
bikin adonannya gagal waktu dulu dia bikin? Ternyata setelah di usut, saya gak
denger saudara saya masukin baking powder ke adonannya. Aha!! Mungkin itu!!.
Mungkin itulah alasannya, karena menurut saya yang awam pun, baking powder
sangat dianjurkan penggunaanya dalam pembuatan kue. Biasanya pada pakai soda
kue ya, tapi saya lebih yakin akan bantuan baking powder untuk keripik saya
ini. Alasannya apa sih Han? Nanti yaaa pasti diceritain, sabbaaar biar
subbuuuur. *ehh*
Waktu saudara saya membuat keripik manis tanpa baking
powder, hasilnya melempem, pada saat di penggorengan pun si keripik mentah
nggak keliatan mengambang dan tetap di dasar wajan. Sampai berubah warna
menjadi coklat pun keripiknya tetap saja di bawah. Failed. Tapiii, pada saat kami
membuat keripik dengan menggunakan baking powder, yang ditakutkan itu tidak
terjadi. Selain mentega yang harus benar takarannya, baking powder pun harus di
takar secara tepat, hasilnya sangat “kriuk-kriuk”, so crunchy!! Sesuai harapan.
Untuk satu kilo terigu, saya menggunakan baking powder
sekitar setengah sendok teh saja. Hasilnya si keripik mengembang dengan
keceriaan yang terpampang nyata di wajan. Untuk Jelajah rasa memang tidak cukup
waktu sejam dua jam, sampai empat jam pun saya masih otak atik resep terutama
untuk keripik rasa kopi. Tapi setidaknya baking powder telah menyelamatkan kami
dari ketakutan keripiknya akan melempem.
Keripiknya akhirnya jadiiii, ketiga rasa yang kami bikin
semuanya berhasil dipasarkan dan mendapat respon positif. Senang tiada tara,
karena kami sempat berpikir akan berhasil di percobaan yang kesekian tapi
ternyata di adonan pertama sudah mendapatkan hasil yang memuaskan. Thank you
baking powder!!
Saya sangat mengidolakan satu merek untuk bumbu-bumbu
masakan, yaitu “KOEPOE-KOEPOE”. Merek pertama yang saya temukan di Supermarket,
dan gak pengen ganti dengan merek lain. Dirumah saya mempunyai beberapa jenis
bumbu serbuk Koepoe-Koepoe dan bahan untuk kue seperti Soda Kue dan Baking
Powder. Namun selain itu, saya pun mempunyai dua botol pewarna makanan yang
saya gunakan untuk membuatkan anak saya Alfath Play Dough yang aman untuk dia
mainkan.
Bahan-Bahan Play Dough nya Alfath pun pakai KOEPOE-KOEPOE |
Untuk Play Dough bisa dibuat dengan cepat dan mudah,
bahan-bahan sederhana yang biasanya selalu tersedia seperti terigu, tapioka, air
hangat dan pewarna makanan. Di usianya Alfath yang saat itu hampir satu tahun,
saya sengaja memilih dua warna yang penting untuk motorik halusnya, warna merah
cabe dan hijau. Untuk membuatnya, cukup mencampur semua bahan, di adon sampai
kalis dan siap dimainkan Alfath, bisa di bentuk macam-macam sesuka hatinya,
wuaaaa senangnya melihat Alfath berkreasi.
Wiiih, Alfath seneng banget mainin Play Dough bikinan Mamma!! |
Ternyata, banyak hal di dapur yang dapat memunculkan
ide-ide kreatif untuk permainan anak yang sarat akan ilmu.
Mengapa Baking powder dan
bukan Soda kue?
Oke deh, saya kasih tau
alasan kenapa saya cenderung memilih baking powder untuk pembuatan keripik
ketimbang soda kue. Hemmm, alasannya karenaaa.. feeling saya yang bilang kalau
baking powder akan membuat hasilnya lebih baik, haha.
Keripik itu mungkin bisa
di kategorikan ke dalam “kue kering” kan ya, biasanya yang bikin kue kering
pada pake soda kue untuk pengembang. Tapi ternyata soda kue itu sendiri bisa di
gantikan dengan baking powder. Jadi gini, soda kue itu adalah komponen
Baking powder, dan dia
mengandung sodium bicarbonat yang mempunyai sifat CO2 (mengeluarkan gas), thats
why si kue mengembang. Nah kalau bikin-bikin kue, soda kue dan baking powder
ini bisa digunakan bersamaan. Tapi khusus kue kering, biasanya pada pakai soda
kue (baking soda) doang, katanya sih bisa bikin teksturnya garing dan jadinya
renyah.
Baking powder pun kurang
lebih sama fungsinya dengan baking soda, untuk bahan pengembang, dia terdiri
dari campuran sodium alumunium fosfat, monocalcium dan sodium bicarbonat. Lalu
kenapa pada saat pengadonan harus memakai air panas? Karena kandungan-kandungan
baking powder tadi apabila bercampur dengan air panas akan membentuk
karbondioksida yang akan membuat adonan mengembang.
Duh ini kok jadi saya
kayak lagi ngajarin Ibu-Ibu masak ya, padahal kemampuan masak saya pun nol
besar. Punten yaaa.. harap dimaklumi, hihi. Ini Cuma curhatan rasa emak-emak
yang lagibelajar masak dan belajar dagang saja. Mohon kritik saran di kolom
komentar ya, dan semua yang dituliskan disini adalah nyata, saya pun menuliskan
ini tanpa paksaan dari pihak siapapun apalagi di sponsori. *Sebenernya ngarep
banget sih ada yang nyeponsorin* haha
9 komentar
Weeh mantep deh..
ReplyDelete.nah kan sayang ga ditulis. Memasak memang menyenangkan...ya..
Suksea buat jualanan..suksea buat kripiknya.
#Sukses maksudnya...
DeleteThank You Onet sayaaang, good luck for you too, Dear :*
DeleteBTW kok susah komen ya di blog onet, nanti coba lg ah. *hughug*
Semoga menang ya mak :)
ReplyDeleteAmin. Makasiiiih, peyuuuuk :*
DeleteMalaikat tanpa sayap di dapur sendiri.. suka deh ama kata2nya.
ReplyDeleteIya betul banget tuh.. bisa dibuat playdoh warna-warni ya. Jadi berasa "aman" ngasih mainan buatan mama ke anak sendiri :)
Hihi, makasi Mba Cicha. Iya betul Mbak, untuk mainan anak balita memang serba perlu pantauan terutama dr orangtua, sebisa mungkin saya bikin sendiri dan tetap di awasi pada saat Alfath main. :)
Deletedough'nya bikin sendiri? ya ampuuun kreatif bener, lagian itu kan aman kalopun misal tertelan si anak yah....mantabs mbak :)
ReplyDeleteKebetulan aja lagi rajin emaknya Alfath Mbak, haha
DeleteTapi tetap di pantau supaya gak dimasukin mulut sih mbak, tangannya jg kotor bgt abis nyentuk banyak mainannya. Hihi
Terima kasih telah berkunjung dan berkomentar dengan baik TANPA link hidup di kolom komentar. Dan cukup pakai Url blog saja ya teman-teman di ID namanya.