Pages

Thursday, October 31, 2024

23 Tahun Menjadi Survivor dari Pasangan Bergejala NPD Hingga Merilis Buku Broken But Unbroken

Dok. Pribadi

"Apa yang akan kalian lakukan jika harus mendampingi Pasangan yang mengidap NPD (Narcissistic Personality Disorder) selama puluhan tahun?"

Jujur, jika pertanyaan diatas dilayangkan kepada Saya, mungkin perlu waktu untuk saya menjawabnya. Entah karena saya yang seringkali gak enakan, cenderung mengalah dan berpikir orang akan berubah (menjadi lebih baik), ataaau..karena saya bingung harus mulai bersikap dari mana, harus bertindak bagaimana. Pasti terjadi gejolak di batin saya, karena terlepas dari itu semua, ada rasa takut yang menyelimuti.

Wah, itu baru bayangin lho, kok udah terasa sesak ya, apalagi kalau (amit-amit) mengalaminya langsung. Soal NPD ini baru setahun belakangan saya dengar, baru sadar ternyata ini hal yang cukup banyak terjadi di sekitar kita. Dan sayangnya, ini bisa terjadi ke siapa saja, entah ke diri kita, atau kepada orang lain. Dan jika dampaknya sudah mempengaruhi kondisi psikologis kita tapi kita abaikan, akan membahayakan diri kita lho, hal ini patut diwaspadai.


Kartika Soeminar dan Perjuangannya Sebagai NPD Abuse Survivor

Nama Perempuan berparas cantik ini menjadi sering saya baca di lini masa, gencar mensosialisasikan mengenai NPD, berangkat dari pengalaman pribadinya yang harus melawan depresi selama dua puluh tiga tahun akibat perlakukan abusive dari seseorang yang bergejala NPD. Dua puluh tiga tahun bukan waktu sebentar, pasti banyak sekali yang dialami, hal-hal yang menyerang psikis dan pasti berpengaruh juga ke fisik.

Walau begitu, alih-alih tenggelam di kubangan traumatis, pengalaman menakutkan itu justru yang membangkitkan semangatnya untuk membuat sebuah Kampanye yang dinamakan #BrokenButUnbroken. Kampanye ini sengaja dibuat sebagai sarana untuk berbagi pengalaman dan membangkitkan kesadaran Masyarakat akan pentingnya memahami gangguan #Narcisstic dan juga mengenai cara untuk menghadapinya. 

Dok.Pribadi

Mba Kartika bertekad, supaya tidak ada lagi Korban-korban sepertinya, atau setidaknya Kampanye ini dapat meminimalisir Korban, dengan bekal pengetahuan yang sudah didapat, dan bekal mental supaya jika memang harus berhadapan dengan orang yang mempunyai NPD sekalipun, kita tidak hanya duduk pasrah menerima nasib, namun berani mengambil keputusan terbaik demi keselamatan dan kebaikan banyak pihak, terutama diri kita sendiri.

Yang semakin membuat saya lebih bangga lagi adalah, Kampanye "Broken but Unbroken" ini dapat terselenggara atas kerjasama Komunitas Emak Blogger (KEB) yang merupakan "Rumah" pertama saya di Dunia Blogger. Mba Kartika bersama KEB mengadakan Kampanye ini di tujuh Kota besar yaitu Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Solo, Surabaya, dan Denpasar.


Perilisan Buku Broken ButUnbroken karya Kartika Soeminar

Sabtu, 26 Oktober 2024, bertempat di Royal Hotel Kuningan Jakarta Selatan, menjadi salah satu momen bersejarah dalam hidup Mba Kartika Soeminar. Puncak Kampanye Broken but Unbroken, adalah dituangkannya seluruh kisah dan perjalanan hidupnya dalam sebuah buku dengan judul yang sama, yaitu Buku Broken but Unbroken. Saya turut hadir menjadi salah satu yang menyaksikan momen penting itu. Acara yang bagi saya, tidak seperti acara launching buku pada umumnya, tapi lebih seperti sesi terapi jiwa.

Selain saya, banyak juga tamu undangan yang hadir, dan beberapa diantaranya hadir dengan rasa emosional yang tinggi, karena tema yang dibahas sangat relate dengan kisahnya sendiri. Beberapa undangan juga turut mencurahkan isi hati dan pengalamannya, sementara undangan lainnya fokus mendengarkan dan mencoba berbagi dukungan penuh cinta, untuk saling menguatkan.

Dok. Pribadi

Kembali kepada Mba Kartika..

Salah satu pertanyaan yang ada di benak saya adalah, "bagaimana caranya Mba Kartika bertahan, dan apa yang akhirnya menguatkannya untuk berani keluar dari kondisi yang menyiksa selama puluhan tahun?". Akhirnya saya mendapatkan jawaban dari acara kemarin, Mba Kartika bercerita jika salah satu kekuatan terbesarnya selama ini, adalah Ibunda tercintanya. Mba Kartika merupakan tulang punggung bagi Ibunya, karena hal tersebut juga lah, ditepisnya pikiran-pikiran negatif untuk pasrah dan menyerah, kemudian memilih untuk berani bersuara dan bersikap. Semangat itulah yang juga membawanya tidak hanya menelurkan buku "Broken but Unbroken", tapi juga sebuah lagu berjudul "Tidak Hancur", yang diciptakan oleh Sahabatnya sendiri.

Dok. Pribadi

"Hidup berdampingan dengan seorang yang bergejala NPD bisa merusak kesehatan mental apabila kita tidak memiliki support system dan kesadaran yang cukup. Melalui buku ini, saya ingin berbagi edukasi untuk memahami lebih lanjut tentang NPD dan dampaknya bagi kesehatan mental orang di sekitarnya. Semoga buku ini dapat memberi kekuatan dan harapan bagi pembaca yang sedang berjuang untuk pulih", ungkapnya.

Di buku “Broken but Unbroken”, kita dapat membaca mengenai #KartikaSoeminarStory serta perjalanan panjangnya hingga akhirnya dapat menjadi sekuat ini.  Buku ini juga diharapkan dapat membuka cakrawala wawasan mengenai NPD secara menyeluruh, termasuk perilaku nyata seorang narsistik yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari.


Mengenal NPD (Narcissistic Personality Disorder)

Mungkin dari awal baca tulisan ini, ada yang masih bertanya-tanya, "apa sih NPD itu sebenarnya, sejenis penyakit atau apa, dan kenapa bisa berbahaya untuk orang di sekitar?".

Oke, untuk menjawab beberapa pertanyaan diatas, saya akanshare juga oleh-oleh pengetahuan yang saya dapat dari acara kemarin. Karena, selain Mba Kartika, turut hadir Dra. Probowatie Tjondronegoro, M.Si, yang merupakan Psikolog Senior. Selain itu, hadir juga Founder dari Komunitas Emak Blogger yaitu Mira Sahid, yang lebih akrab dipanggil "Makpon". Kehadiran Sosok-sosok luar biasa tentunya menjadikan acara kemarin menjadi insightful.

Dalam ranah Psikologi, NPD dikelompokkan menjadi salah satu gangguan patologis atau kejiwaan. Beberapa tanda orang yang mengidap NPD adalah, memiliki kepribadian narsistik yang berlebihan, bersifat superior, haus akan pujian, butuh validasi dari orang-orang sekitar, selain itu mereka minim empati dan selalu menganggap dirinya paling benar.

Tapi apakah pengidap NPD ini sadar dengan kondisinya?ternyata mereka seringkali tidak menyadari gangguan psikologis ekstrem ini ada dalam diri mereka. Dan jika mengacu kepada data epidemiologi pada tahun 2023 (Palupi, A. G. R. & Noorrizki, R. D.) menunjukkan bahwa sebagian besar kasus NPD ini terjadi pada remaja dan dewasa muda yang 75%-nya dialami oleh laki-laki. Dan kondisi ini terus memburuk seiring bertambahnya usia orang yang terkena dampak. Wah, cukup mengkhawatirkan ya.

Dok. Pribadi

Dra. Probowatie Tjondronegoro, M.Si pun memaparkan kembali gejala NPD dari sudut pandang profesional. Bahwa pengidap NPD cenderung krisis empati terhadap lingkungan sekitar akibat pola asuh masa kecil yang terlalu sering dipuji. Dan sedihnya lagi, kekerasan psikologis yang dilakukan pengidap NPD kepada orang di sekitarnya dapat meninggalkan jejak luka dan trauma yang cukup serius.

"Para Korban ada kecenderungan menyalahkan diri sendiri (Self-blaming). Kalau dia bertahan maka resikonya mental hancur. Sementara jika dia meninggalkan pasangannya yang NPD, korban akan takut dengan komentar orang lain karena khawatir dicap sebagai pasangan yang buruk", paparnya.

Selain itu, Dra. Probowatie juga menjelaskan jika gejala obsesi kompulsif sangat melekat pada NPD, seperti manipulatif dan butuh dikagumi. Hal tersebut bisa terjadi karena lingkungan masa kecil yang tidak mendidik bahwa dia bisa saja salah. Bedanya dengan narsisme biasa, NPD cenderung tidak sadar kalau dirinya memiliki ciri-ciri itu.

Dok. Pribadi

Mira Sahid selaku Founder Komunitas Emak Blogger mengutarakan bahwa edukasi mengenai NPD ini penting untuk dipahami tidak hanya oleh Kaum Perempuan, namun juga Laki-laki. Karena itu juga lah, undangan yang hadir tidak semuanya Perempuan (seperti acara KEB pada umumnya), namun juga turut menggandeng beberapa Blogger laki-laki. Harapannya, akan dapat mensosialisasikan secara lebih luas lagi informasi mengenai NPD, sehingga dapat menjadi pembelajaran bersama kedepannya, dan meminimalisir adanya Korban-korban seperti Mba Kartika.

Mak Mira Sahid juga mengatakan jika setiap orang punya ceritanya masing-masing, karenanya penting untuk meningkatkan awareness mengenai NPD, juga saling berkolaborasi karena kita tidak bisa hidup sendiri-sendiri. Mak Mira juga menyampaikan kembali bahwa Perempuan harus berdaya, untuk menciptakan Brand New, New Me.


Hal-Hal Yang Harus Dilakukan oleh Korban NPD

NPD ini bukanlah merupakan penyakit mental yang menular. Meski begitu, kita tetap harus mewaspadainya. Salah satunya dengan meningkatkankesadaran akan gejala-gejala yang mungkin bisa timbul dari pengidapnya. Kalau kalian merasa saat ini sedang menghadapi orang dengan NPD, sangat disarankan untuk segera melakukan observasi dan konseling kepada ahlinya. Terutama, jika kalian sudah mulai merasakan tanda-tanda depresi dan tertekan secara psikologis. Para Ahli biasanya akanmemberikan beberapa saran metode pemulihan trauma seperti psikoterapi, hypnoterapi, self-healing, hingga family theraphy.

Dra. Probowatie juga memaparkan, jika trauma itu semakin ingin kita lupakan, biasanya akan semakin teringat. Jadi sebaiknya, kita fokus untuk ganti "kacamata" atau cara pandang kita dalam menyikapi traumanya. Soal metode itu, saya setuju, walau mungkin dalam perjalanannya gak semudah itu ya. Tapi semakin berusaha untuk menghilangkan rasa takut akan trauma, malah semakin menjadi overthinking-nya. Ada yang sama juga kah?.

Dok.Pribadi

Saya sangat mengapresiasi karya Mba Kartika sebagai #NPDSurvivor. Terlebih karena di Indonesia, edukasi mengenai kesehatan mental masih terbatas, terutama mengenai #NPDAwareness. Semoga dengan adanya buku ini, dapat lebih mengedukasi Masyarakat secara komprehensif dalam mengenali gejala NPD, juga dapat meningkatkan kesadaran mengenai NPD di kalangan kaum Perempuan, hingga bagaimana cara atau proses melepaskan diri dari orang dengan NPD.Sesuai dengan misi dari Mba Kartika Soeminar melalui bukunya, Broken but Unbroken, sebagai bagian dari Masyarakat, mari menjadi bagian dari gerakan perubahan menuju generasi masa depan yang lebih berwawasan, kuat, tangguh dan mencintai diri sendiri. 

Untuk kalian, siapapun, yang sampai di Blog dan tulisan ini, jika kalian tengah berada di situasi yang berat hingga mempengaruhi psikis kalian, please stay strong, bertahanlah, segera cari pertolongan, segera merapat ke circle yang full support, dan ingat bahwa kalian tidak sendiri, kalian kuat, dan mampu melewati berbagai rintangan dan ujian di kehidupan ini. Let’s #BreakTheSilence.

Stay sane, Everyone!

No comments:

Post a Comment

Terima kasih telah berkunjung dan berkomentar dengan baik TANPA link hidup di kolom komentar. Dan cukup pakai Url blog saja ya teman-teman di ID namanya.