Ketika Dunia Rasanya Berakhir, Tapi Tuhan Meminta untuk Bergerak
Tuesday, December 03, 2024Ada masa di hidup kita ketika semuanya terasa gelap. Hari-hari yang kita lewati seperti tak bermakna, penuh dengan air mata, kecemasan, dan rasa hampa yang tak bisa digambarkan. Kita merasa Tuhan menjauh dari kita, doa-doa yang dipanjatkan seperti tak pernah sampai. Kita pun bertanya-tanya, apa yang salah? Mengapa harus kita? Apa kita tak cukup baik hingga hidup terasa begitu hancur?
Saat itu, menyerah seolah menjadi pilihan yang masuk akal. Rasanya lebih mudah untuk berhenti daripada terus mencoba. Dunia di sekitar tetap berjalan, tapi kita terjebak dalam ruang kecil yang penuh dengan kesedihan dan rasa putus asa.
Namun pernahkah di tengah keputusasaan itu, ada satu pikiran kecil yang tiba-tiba muncul, seperti ada sesuatu di dalam diri kita yang berkata, “Bagaimana jika ini bukan akhir? Bagaimana jika Tuhan sedang menungguku untuk bergerak, walau hanya satu langkah kecil?”
Mungkin benar, kita terlalu sibuk menyalahkan keadaan, menyalahkan diri kita sendiri, hingga lupa bahwa do'a bukan hanya soal meminta. Do'a adalah komunikasi, dan mungkin Tuhan sedang berbicara pada kita melalui kesulitan ini. Dia ingin kita bangkit, ingin kita mencari jawabannya sendiri, bukan hanya menunggu keajaiban datang.
Tapi berat sekali untuk memulai langkah pertama lagi, rasanya terlalu sesak..
Hmmm.. paham rasanya.. tapiiii...
Bagaimana jika mulai dari hal kecil dulu, seperti mengatur ulang jadwal, mencoba tidur lebih awal (meskipun sulit), menulis apa pun yang ada di pikiran, dan mencoba menemukan kembali hal-hal yang dulu membuat kita bahagia. Langkah-langkah kecil itu tidak akan langsung mengubah hidup kita memang, tapi perlahan kita akan merasa ada cahaya kecil yang mulai muncul di ujung lorong.
Kemudian kita akan menyadari..
Ternyata, kebangkitan itu tidak datang dengan sendirinya. Kita harus menjemputnya. Kita kembali belajar bahwa setiap usaha, sekecil apa pun, adalah bentuk do'a. Setiap langkah yang diambil adalah bukti bahwa kita masih percaya pada-Nya, bahkan ketika hati kita penuh keraguan.
Hari ini, kita mungkin belum sepenuhnya sembuh. Masih ada luka, masih ada air mata, tapi kita tidak lagi takut. Kita tahu bahwa setiap perjalanan memiliki alasan. Tuhan tidak pernah diam, Dia hanya ingin kita bergerak, satu langkah demi satu langkah, untuk menemui rencana-Nya yang lebih besar.
Kita Berhak untuk Bahagia Sekarang, Bukan Nanti
Bagaimana jika kita terjebak di perasaan ke seseorang yang tidak tepat?
Terlalu berharap, berangan-angan tentang masa depan, hingga kita lupa bahwa pusat dunia kita tuh bukan dia.
Well..
Ada saatnya dalam hidup ketika kita terjebak dalam bayangan masa depan yang kita harap akan berubah. Kita meyakini, mungkin dengan cinta, kesabaran, atau usaha yang cukup, segalanya akan menjadi seperti yang kita inginkan. Kita bertahan pada harapan bahwa seseorang akan berubah, akan menyadari nilainya, atau akhirnya memberi apa yang selama ini kita tunggu.
Namun, kenyataannya adalah, kebahagiaan tidak seharusnya menjadi sesuatu yang kita gantungkan pada waktu atau orang lain. Kita berhak untuk merasa damai dan bahagia sekarang, bukan nanti.
Seseorang yang tepat tidak akan membuat kita terus menunggu dalam ketidakpastian. Mereka tidak akan membiarkan kita bertanya-tanya apakah kita cukup berarti, apakah kita dicintai, atau apakah kita layak diperjuangkan. Orang yang tepat akan membuat segalanya terasa lebih jelas, lebih ringan, tanpa drama yang menguras emosi.
Terkadang, cinta yang kita tunggu-tunggu dari orang lain adalah cinta yang sebenarnya harus kita berikan pada diri sendiri lebih dulu. Kebahagiaan tidak selalu datang dari jawaban yang kita cari dari orang lain; seringkali, itu datang ketika kita melepaskan apa yang tidak lagi baik untuk jiwa kita.
Dear siapapun kalian.. jika tulisan ini sampai ke kalian, dan relate dengan kondisi kalian saat ini, maka ingatlah..
Saat kalian sedang merasa di titik terendah, bahkan merasakan anxiety yang membuat seluruh tubuh gemetar, percayalah.. kalian tidak sendirian. Coba pelan-pelan ambil napas, dan coba ambil satu langkah kecil. Karena kadang, yang Tuhan inginkan bukan hasil akhir, tapi usaha kita untuk tetap percaya dan bangkit. Ketika kita merasa dunia berakhir, mungkin sebenarnya Tuhan sedang mengatur babak baru yang lebih indah. Jangan berhenti.
Bergeraklah, walau sedikit. Karena itulah awal kebangkitan hidupmu.
Mari berhenti menunda kebahagiaan demi harapan yang belum tentu menjadi kenyataan. Pilihlah dirimu (dibandingkan orang lain). Hiduplah di masa kini. Karena kamu layak merasa dicintai, dihargai, dan bahagia, sekarang. Apa pun keputusanmu ke depan, ingatlah bahwa kamu cukup, dan kebahagiaanmu adalah tanggung jawabmu sendiri. Jangan biarkan siapa pun merampas itu darimu.
0 komentar
Terima kasih telah berkunjung dan berkomentar dengan baik TANPA link hidup di kolom komentar. Dan cukup pakai Url blog saja ya teman-teman di ID namanya.